Jumat, 21 Oktober 2016

FENOMENA "SANTRI"

FENOMENA "SANTRI"


Ada banyak hasil penelitian dan karya tulis yang tersaji terkait dengan "santri", dari yang fiksi hingga yang ilmiah. Beragam data dan argumen dilontarkan untuk memaknai dan mendefinisikan kata "santri" itu sendiri.

Pemaknaan-pemaknaan kata "santri" tersebut dilatari dari ragam sudut pandang kelompok/orang yang memaknainya. Ada yang memaknai dasi sisi bahasa, kultur, tradisi bahkan dari sudut agama.

Ragam makna "santri" selama ini diantaranya adalah;
1. "Santri" berasal dari kata "Syastri", yang memiliki makna orang/kelompok yang mempelajari kitab suci.
2. "Santri" berasal dari kata "Cantrik", yang bermakna orang/pengawal setia (haddam/ajudan).
3. "Santri" berasal dari dua suku kata "San" yang berarti "suci", dan "Tri" yang berarti "tiga". Santri dimaknai sebagai orang/kelompok yang menjaga tiga nilai suci.
4. "Santri" merupakan kata serapan dari kata "Satria", yang bermakna jantan atau pemberani.

Pendefinisian atau pemaknaan ini menggambarkan tentang fenomena "santri" yang hingga hari ini tetap mempertahankan eksistensinya. Entah definisi mana yang mendekati kebenaran, nyaris benar, benar atau paling benar. Yang pasti, apapun definisinya, "santri" tetaplah "santri" dengan segenap keunikan hidup di dalamnya.

Uniknya, dari keempat definisi di atas, semuanya tercermin dalam kehidupan para kaum pembelajar di pondok pesantren dari masa ke masa. Mereka adalah kelompok yang mempelajari kitab suci Al-Qur'an. Sehari-hari mereka juga berkhidmah dan mengabdi kepada guru/kiai sebagai wujud penghormatan dan kepasrahan. Mereka juga sangat menjunjung tinggi tiga pilar agama, yaitu "iman, Islam dan ihsan". Mereka juga memiliki sifat kesatria dalam menegakkan agama, membela negara, mengobarkan semangat perjuangan yang dikumandangkan dalam Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945. Inilah hari yang menjadi momentum sejarah dalam menentukan Hari Santri Nasional pada setiap tanggal 22 Oktober.

SELAMAT HARI SANTRI NASIONAL 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar